Bogor Kabupaten, (beritairn.com) – Pemerintah Kabupaten Bogor melaksanakan repid test covid-19 hari kedua di beberapa puskesmas di beberapa kecamatan diantaranya Kecamatan Keradenan dan Cibinong.
Bupati Bogor, Ade Yasin menerangkan sasaran pemeriksaan masih seputar Orang Dengan Resiko (ODR), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), lingkar dalam atau keluarga orang yang terkonfirmasi positif terjangkit wabah virus corona dan Orang Dalam Pemantauan (ODP).
“Hari ini pelaksanaan rapid test corvid 19 yang kedua, sasarannya masih ODR, lingkar dalam orang yang terkonfirmasi positif terjangkit wabah virus corona, PDP dan ODP, pemeriksaan ini kami lakukan secara masif dan simultan di beberapa tempat untuk mencegah penyebaran wabah virus corona,” katanya.
Ade menyatakan hasil positif rapid test corvid 19 akan ditindaklanjuti dengan metode test swap menggunakan alat Viral Transport Medium (VTM) dan akan diuji di laboratarium Kementerian Kesehatan.
“Kemarin di RSUD Cibinong ada PDP yang positif ketika diuji rapid test corvid 19, namun itu belum fix positif karena akan ditest lagi dengan metode swap dengan alat VTM lalu air liurnya akan kami uji di laboratarium Kementerian Kesehatan,” tambahnya.
Ade menuturkan kedepan Kabupaten Bogor ada 4.600 alat rapid test corvid, hal ini dibutuhkan karena Kabupaten Bogor memiliki 40 kecamatan dan 435 desa atau kelurahan.
“1.600 unit alat rapid test corvid 19 dari pemerintah pusat, 1.000 unit kita beli dan 2.000 unit lagi dapat bantuan dari Danau Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT),” tutur Ade.
Ade melanjutkan hingga saat ini pihaknya masih kekurangan Alat Pengaman Diri (APD) bagi petugas kesehatan, karena masker, pakaian dan sarung tangan itu harus dibuang setiap habis memeriksa kesehatan PDP, ODP dan pasien yang positif terjangkit wabah virus corona.
“Salah satu kendala Pemkab Bogor adalah terbatasnya APD, hingga kalau dibiarkan wabah virus corona ini bisa menular kepada para petugas kesehatan hingga kami pun menghimbau kepada masyarakat untuk membatasi sosialisasi dirinya dengan orang lain,” lanjut Ade.
Terbatasnya ruang isolasi di beberapa rumah sakit membuat jajarannya berencana menggunakan Gedung BPSDM Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Kecamatan Kemang untuk dijadikan rumah sakit darurat.
“Ruang isolasi mulai dipenuhi PDP atau pasien positif wabah virus corona hingga kita harus mengantisipasi dengan menjadikan Gedung BPSDM Kemendagri sebagai rumah sakit darurat virus corona, kalau itu terjadi maka kita butuh peralatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kesehatannya,” jelasnya.
Untuk mencegah meluasnya kasus Covid-19 itu, Pemkab Bogor segera menggunakan Balai Diklat Kemendagri di Kecamatan Kemang sebagai tempat karantina Orang dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.
Ade Yasin mengatakan pihaknya telah menyediakan 5 rumah sakit sebagai tempat karantina namun kondisinya sudah penuh.
“Saya tadi sudah berkeliling, dan bangunannya sangat layak sekali karena ini biasa digunakan sebagai tempat pendidikan, jumlah kamar ada 44 dan bed ada 168. Mudah mudahan ini bisa menjadi jalan keluar ketika terjadi penambahan ODP atau PDP,” kata Ade Yasin.
Ade Yasin menginstruksikan kepada 4 direktur RSUD di Kabupaten Bogor untuk segera membahas teknis pemakaian Balai Diklat Kemendagri sebagai tempat karantina.
“Saya minta cepat cepat. Harus segera dibahas 4 direktur rumah sakit, karena harus sesuai SOP,” kata Ade Yasin menambahkan.
Ade Yasin akan membuka lowongan relawan kesehatan untuk ditempatkan di Balai Diklat Kemendagri ini.
“Untuk tenaga medis, kami akan open recruitment dari tenaga medis juga melibatkan relawan yang biasa bekerja seperti PMI. Kira kira butuh dokter, perawat, kita butuh 10-15 perawat,” tandasnya.