Tangerang Kabupaten, (beritairn.com) – Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tangerang melakukan Rapat Monev tentang Biokonfersi Maggot Berbasis Lingkungan Sampah, rapat ini di gelar di Ruang Rapat Bola Sundul Gedung Usaha Kabupaten Tangerang.
Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa dinas terkait, diantaranya dari Bappeda Kabupaten Tangerang, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Dinas Perikanan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Disporabudpar Kabupaten Tangerang, dan dari beberapa pihak pembudidaya maggot yang ada di Kabupaten Tangerang. Kegiatan ini di laksanakan dengan menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat.
Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Samsul Romli menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan budidaya konversi maggot di Kabupaten Tangerang. Selain itu, rapat ini juga bertujuan untuk mendukung program Kita Peduli Permasalahan Sampah (KIPPRAH) yang dinaungkan oleh Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar.
“Dengan adanya kegiatan ini nanti akan terlahir Rencana Aksi Daerah (RAD), ini nantinya akan di buat Peraturan Bupati (PERBUB) sebagai pendoman untuk seluruh kecamatan, kelurahan, dan desa untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada di kabupaten Tangerang,” pungkas Romli.
Romli juga menambahkan, langkah ini merupakan wujud kepedulian Pemkab Tangerang dalam mengatasi permasalahan sampah yang ada, mengingat permasalahan sampah masih menjadi prioritas utama di Kabupaten Tangerang.
Disaat yang bersamaan, Sekretaris DLHK Kabupaten Tangerang Budi Khumaedi menerangkan, program biokonversi maggot ini merupakan salah satu inovasi untuk mengurangi sampah di Kabupaten Tangerang. Dirinya juga menjelaskan, dari program ini akan menghasilkan manfaat yang sangat besar untuk masyarakat di Kabupaten Tangerang.
“Dengan adanya program biokonversi magot ini, menunjukan adanya upaya pengurangan sampah, dan juga nantinya akan memberdayakan masyarakat dari hasil budidaya magot, ini juga akan meningkatkan ekonomi masyarakat. Selain itu, dari magot yang dihasilkan bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lain, seperti kebutuhan sebagai pupuk, serta kebutuhan pakan ikan,” ucapnya.
Dirinya juga menambahkan, DLHK akan terus mensuport dari kebutuhan suplai bahan baku utama atau makanan utama dari maggot tersebut, bahan itu berupa sampah organik atau biasa yang di kenal dengan food waste.
“Kami dari DLHK juga sudah berkolaborasi dengan beberapa komunitas magot yang ada di kabupaten Tangerang, ini ditunjukkan dengan mensuplai food waste sebagai bahan baku makanan magot. Kami tentunya akan trus mensuport dan berkomunikasi dengan komunitas magot yang ada di Kabupaten Tangerang,” lanjutnya.
Perlu di ketahui, Maggot adalah larva lalat Black Soldier Fly (BSF), maggot cukup dianggap istimewa dibandingkan bahan baku pakan alternatif lainnya. Karena, maggot mengandung nutrisi yang lengkap untuk ikan dan kualitas yang baik. Selain itu, Maggot bisa diproduksi dalam waktu singkat dan berkesinambungan dengan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bagi sumber pakan ternak dan menjadi pupuk tanaman.
Budi berharap, bagi para pelaku budidaya magot agar tetap semangat dan optimis, mengingat usaha budidaya magot ini sangat memerlukan kesabaran dan banyak tantangan yg di hadapi.
“Untuk pembudidaya maggot jangan patah semangat dan tetap optimis. Sesuai dengan fungsi dari DLHK, kami akan mensuport kebutuhan suplai sampah sebagai bahan baku utama, minimal kita bisa memfasilitasi untuk pengiriman ataupun pengangkutan sampah organik,” tutup Budi.