Antisipasi ujaran kebencian dan berita bohong alias hoaks merupakan salah satu bahasan di dalam kegiatan dialog perdamaian antar umat beragama yang dilakukan di Aula Leo Sukoto, Gereja Santo Mathius Penginjil di Jalan Utama 1, Pondok Jaya, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel)
Prof Dr Franz Magniz Suseno SJ menjelaskan, masyarakat hendaknya menempatkan atau membaca berita-berita yang fakta bukannya hoaks. Begitu juga tentang ujaran kebencian atau tindakan yang mengacu munculnya sebuah kebencian.
“Kita sekarang ini mengalami macam-macam gangguan sepreti bertambahnya ekstreme radikal kebebasan demokratis, tindakan yang menimbulkan dan ujaran kebencian serta banyaknya berita yang mengandung hoaks,” kata Magniz dihadapan 400 peserta dan tamu undangan, Minggu siang (6/1/2019).
Selain itu, Magniz membahas tentang politisasi suatu agama. Magniz berharap agar masyarakat jangan menjadikan perang politisasi kedalam suatu agama.
“Karena Indonesia adalah Negara yang demokratis. Di dalam Undang-undang yang sudah diamandemenkan dibawah Ketua MPR,” paparnya.
Dalam kesempatan itu juga, Magniz menegaskan, bahwa tak semua Islam itu adalah teroris. Dan teroris itu adalah sekelompok kecil yang tak pernah ada habisnya, karena selalu ada regenerasinya.(dvd /red)