Jakarta, (beritairn.com) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, seluruh rakyat Indonesia berkabung atas wafatnya Presidenke-3 Republik Indonesia (RI), Prof. Bacharuddin Jusuf (B.J.) Habibie. “Beliau adalah seorang negarawan sejati, seorang inspirator, seorang ilmuwan yang meyakini bahwa tanpa cinta kecerdasan itu berbahaya, ilmu pengetahuan, iman, dan takwa harus bersatu. Beliau adalah suri teladan bagi seluruh anak bangsa,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Upacara Pemakaman Presiden Ke-3 RI, Prof. Dr. BJ. Habibie, di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Kamis (12/9) siang. Menurut Kepala Negara, Indonesia telah kehilangan salah satu putra terbaiknya. Dan kehadirannya bersama tokoh-tokoh bangsa dan masyarakat di TMP Kalibata adalah bentuk penghormatan dan penghargaan negara dan pemerintah atas jasa, darmabakti, serta pengabdian Almarhum kepada negara dan bangsa serta kepada ilmu pengetahuan semasa hidupnya. Lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936, Presiden Jokowi menilai almarhum B.J. Habibie sejak muda sudah menjadi tokoh yang visioner. Di masa mudanya, Almarhum tidak hanya berpikir dirinya sendiri tapi sudah memikirkan tentang bangsa Indonesia. “Almarhum tidak hanya berpikir tentang apa yang terjadi di Indonesia saat ini, tidak hanya berpikir tentang apa yang akan terjadi pada Indonesia untuk satu atau dua tahun mendatang, tapi Almarhum sudah berpikir dan bekerja untuk membangun masa depan Indonesia lima puluh tahun ke depan, untuk seratus tahun ke depan, untuk Indonesia bisa lepas landas menjadi Indonesia maju,” ungkap Presiden Jokowi. Dari visi Almarhum B.J. Habibie, lanjut Kepala Negara, lahir industri-industri strategis di Indonesia. Dari dedikasi beliau yang berbasiskan riset dan teknologi, pesawat Gatotkaca mengudara pertama kali pada saat Peringatan 50 Tahun Kemerdekaan Indonesia. “Sebuah peristiwa bersejarah yang tertanam dalam benak banyak rakyat Indonesia, menginspirasi kita untuk percaya diri, menginspirasi anak-anak muda untuk bangkit dan belajar, untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdiri sejajar dengan negara-negara besar di dunia,” ujar Kepala Negara. Bangsa Indonesia juga tidak akan lupa jasa Almarhum Prof. Habibie ketika menjadi Presiden Republik Indonesia, saat Almarhum dengan cepat telah meletakkan serta menguatkan fondasi demokrasi Indonesia yang kita semua turut menikmati sekarang ini. Bahkan di masa senjanya, lanjut Kepala Negaram Almarhum B.J. Habibie tanpa kenal lelah terus mengingatkan kita semua untuk menjadi manusia-manusia terbaik bagi Indonesia, menjadi manusia-manusia yang selalu berhati Indonesia. “Beliau terus mengingatkan pentingnya sumber daya manusia (SDM) Indonesia untuk diisi dan dikuatkan dengan agama, dengan ilmu pengetahuan, dan dengan kebudayaan,” kata Presiden Jokowi. Untuk itu, Presiden Jokowi mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mengucapkan terima kasih dan memberikan penghormatan yang tinggi atas darmabakti Almarhum B.J. kepada bangsa dan negara. “Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mendoakan Almarhum, semoga Almarhum diterima dan diberikan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT dan Husnul Khatimah, sesuai dengan amal, ibadah, perjuangan, dan pengabdiannya kepada bangsa dan negara,” pinta Kepala Negara. Kepada keluarga Almarhum yang ditinggalkan, Kepala Negara juga mendoakan, semoga Allah SWT senantiasa memberikan ketabahan dan kesabaran serta menerima kepergian Almarhum dengan ikhlas dan tawakal. “Selamat jalan Mister Crack, selamat jalan Sang Pionir. Kami akan selalu ingat pesanmu, jangan terlalu banyak diskusi, jangan cengeng, tetapi terjunkan diri ke proses nilai tambah secara konsisten, pasti Indonesia akan terkemuka di Asia Tenggara dan di dunia,” pungkas Presiden Jokowi. Upacara pemakaman Presiden ke-RI Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie itu dihadiri juga oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Ibu Mufidah Kalla, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Menko Polhukam Wiranto, Menko PMK Puan Maharani, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanjo, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jabar Ridwal Kamil, dan ribuan warga.