Gubernur Jabar Minta Bupati/Walikota se-Jawa Barat Untuk Fokus Kendalikan Covid-19

0
201

Bogor, (beritairn.com) –  Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan menghadiri kegiatan Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat secara virtual bersama Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Kapolda Jabar dan Sekda Jabar, di Sekretariat Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Bogor. Dalam Rakor tersebut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta agar Bupati/Walikota se-Jawa Barat untuk fokus kendalikan Covid-19 dengan meningkatkan kembali kedisiplinan masyarakat terhadap Protokol Kesehatan, penyekatan jalur mudik serta tes Swab Antigen bagi warga Jawa Barat  yang berhasil lolos mudik.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menjelaskan, saat ini dirinya tengah  fokus pada potensi kenaikan pandemi Covid-19 akibat masih ada lolosnya pemudik. Pertama fokus penyiapan tes Antigen dan PCR di level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.
“Saya instruksikan kepada Bupati/Walikota, RT dan RW untuk melaporkan warganya yang diketahui hilang selama lebaran pasti karena mudik. Apabila ada warga tidak ada saat lebaran dan diasumsikan mudik, mereka itulah yang jadi target pengetesan Swab Antigen atau PCR. Jangan sampai kecolongan yang mudik tidak dicatat RT dan RW, kemudian berinteraksi dengan warga,  lalu 14 hari terjadi penyebaran dan tidak diketahui sumbernya. Jangan sampai kecolongan, tolong Kadis Kesehatan lakukan tes Swab dan PCR kepada pemudik khususnya di kawasan JABODETABEK dan Bandung Raya,” jelasnya.
Tambah Ridwan Kamil, sesuai arahan masih ada potensi orang mudik setelah lebaran bukan sebelum lebaran, untuk itu TNI-POLRI agar tetap melakukan penyekatan sampai beberapa hari kedepan di jalur mudik.
“Saya masih punya kekhawatiran, kasus Covid-19 di kita turun justru karena testing kita tidak terlalu tinggi. Tolong pastikan standar pengetesan agar sesuai ekspektasi bahwa turunnya kasus aktif betul-betul ilmiah karena PPKM Mikro,” tuturnya.
Menurutnya, kedisiplinan masyarakat saat ini agak menurun yang biasanya bertengger diangka 85-87 persen kini turun diangka 70%. Untuk itu dirinya minta agar tim Satgas Covid dari Kabupaten/Kota di Jawa Barat untuk meningkatkan kembali kedisiplinan masyarakat berkaitan dengan Protokol Kesehatan seperti memakai masker dan jaga jarak. “Alhamdulilah per minggu ini Covid-19 sangat terkendali, mudah-mudahan minggu depan dan setelahnya tidak terjadi lonjakan lagi. Kita akan terus lakukan antisipasi, perkuat vaksinasi, kita harapkan tahun depan Allah memberikan kenormalan dan pandemi segera berakhir,” tutupnya.
Selanjutnya, Kapolda Jabar, Dofiri menambahkan, untuk mengoptimalkan pengendalian pandemi Covid-19 di Jawa Barat dirinya akan lebih meningkatkan pola tindakan, terutama tindakan operasi yustisi dan optimalisasi penegakan aturan PPKM Mikro khususnya di tempat-tempat wisata.
“Saat ini kepatuhan masyarakat terhadap Protokol Kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak mencapai 74-76%, maka saya berharap seluruh Kapolres di Jawa Barat setelah operasi ketupat selesai, aktifkan kembali operasi yustisi sehingga angkanya bisa naik, saya berharap bisa meningkat hingga 86%. PPKM juga akan kita perketat bila perlu akan ada tes Swab Antigen dan lainnya,” tutur Kapolda.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Setiawan Wangsaatmaja mengatakan bahwa berdasarkan evaluasi PPKM Mikro di Jawa Barat memasuki PPKM mikro yang ketujuh bahkan kedelapan sebetulnya dilihat berdasarkan data kasus lama dan baru kecenderungannya adalah terus menurun. Artinya itu ada korelasi yang positif dengan death occupation rate yang terus menurun. Berkaitan dengan zona risiko PPKM Mikro di Jawa Barat, untuk zona hijau terus meingkat khususnya di tingkat desa dan kelurahan juga di tingkat RT. Jadi posisi nya berada kurang lebih di angka 3.188 untuk zona yang memasuki zona hijau, kemudian sisa nya masih ada 52 di tingkat desa dan kelurahan yang masih memasuki zona warna merah. Sedangkan jumlah di RT ada sekitar 86.056 yang masuk RT dengan zona hijau, dan yang masih merah ada sekitar 794, jadi 0.07% saja dari total jumlah RT di Jawa Barat yang sekitar 100ribuan.
“Oleh karena itu, skenario pengendalian PPKM Mikro khususnya untuk zona oranye dan merah yang perlu kita waspadai. Untuk zona oranye, pertama adalah isolasi mandiri dengan pengawasan ketat, lalu menemukan suspect dan pelacakan kontak erat, dan juga menutup tempat-tempat umum yang esensial. Lalu untuk yang merah, pertama adalah isolasi mandiri dengan pengawasan ketat, ini untuk RT/RW terutama, kemudian tidak berkumpul diatas 3 orang, pelacakan kontak erat, peniadaan kegiatan sosial, kemudian membatasi keluar-masuk wilayah maksimal jam 22.00 setempat,” tutur Sekda Jabar.
Ungkap Sekda Jabar,  angka kematian Jawa Barat di statistik berada diangka 1,33, tetapi untuk di beberapa provinsi itu terjadi peningkatan. Berikutnya adalah trend angka kesembuhan, Jawa Barat terus meningkat kalau kita bandingkan dengan beberapa provinsi, ada beberapa provinsi yang menurun bahkan, tetapi untuk beberapa Provinsi Bali lalu Kalimantan Selatan trend nya meningkat. Kemudian untuk death occuparatiote rumah sakit Jawa Barat berada di tengah sebetulnya, yaitu di angka kurang lebih tadi 29, tertinggi nya 28,3 dan dibandingkan dengan beberapa provinsi,
“Jawa Barat semakin mengecil, apabila kita lihat masih ada diangka 57%, 52%. Jadi pada inti nya dalam Minggu ini sebetulnya the best gitu ya, kalau kita lihat dari angka keterisian tempat tidur. Jadi mudah-mudahan jangan sampai nanti beberapa hari kedepan, kita mengalami kenaikan yang drastis.
Lalu kalau kita lihat data terakhir dari BOC, bahwa pada posisi saat ini Jawa Barat tidak ada yang memasuki posisi tinggi, kabupaten maupun kota. Kemudian terkait dengan kepatuhan protokol, tadi telah disampaikan bahwa memang terjadi penurunan, kalau dibandingkan dengan Minggu lalu, oleh karena itu nanti kami akan perlihatkan bagaimana upaya peneguran terhadap penegakan dari disiplinnya protokol kesehatan ini,” tutupnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here