Wabup Ketapang Pimpin Rapat Percepatan Karhutla

0
177
PENGUNGSI KEBAKARAN LAHAN RIAU

Ketapang, (beritairn.com) – Kemarau panjang sampai September 2019 di Kabupaten Ketapang, dampaknya kian dirasakan masyarakat. Tak hanya kekeringan air bersih, dan kebakaran lahan yang semakin meluas di Ketapang. Tetapi, kebakaran hutan dan lahan juga menyebabkan kabut asap yang berkepanjangan dan menimbulkan dampak kesehatan maupun gangguan aktivitas perekonomian.

 

“Akibat kebakaran hutan dan lahan, sekolah-sekolah sudah diliburkan beberapa hari terakhir, penerbangan juga sudah terganggu, Insya Allah dalam waktu dekat kita akan melakukan sholat isti’ga dan kita sudah minta kepada pihak Kementerian LHK untuk diadakan hujan buatan,” tegas Wakil Bupati Ketapang, Drs H.Suprapto S, saat memimpin rapat penanganan kebakaran lahan di Kantor Bupati Ketapang, Kamis (12 September 2019).

Rapat yang terpantau Subbag Peliputan Dokumentasi dan Risalah Bagian Humas dan Protocol Setda Ketapang dihadiri seluruh pihak yang terkait dengan upaya penanganan kebakaran lahan. Ditegaskan Wakil Bupati Ketapang bahwa kondisi kebakaran lahan yang terjadi saat ini bukan lagi upaya pencegahan, tetapi sudah pada tahapan bagaimana dilakukabn penindakan. Baik tindakan yang terus dilakukan saat ini dalam memadamkan api, maupun penindakan hukum terhadap pelaku yang diduga membakar lahan dengan sengaja. Didepan Kapolres Ketapang, Dandim 1203 Ketapang, BPBD, Manggala Agni, BMKG, para kepala OPD, para camat, perwakilan perusahaan dan dan lain-lain, Wakil Bupati Ketapang menegaskan mendukung upaya pihak kepolisian untuk memproses secara hukum pihak yang melakukan pembakaran lahan.

“Kemarin (Rabu, 11 September 2019), kami bersama bersama Kapolda Kalbar (Irjen (Pol) Didi Haryono,red), kepala Dinas Perkebunan Propinsi dan Forkopimda meninjau ke Sungai Nanjung Kecamatan Matan Hilir Selatan, kita lakukan penyegelan lokasi lahan yang terbakar, kalua tidak salah kebakaran terjadi di lahan yang izinnya PT PSL, kita dukung kepolisian menindak pelaku pembakaran, karena dampaknya sudah dirasakan masyarakat,” tegas Wakil Bupati Ketapang.

Sementara itu, Kapolres Ketapang, AKBP Yuri Nurhidayat S.Ik mengucapkan terima kasih atas kebersamaan seluruh satgas dalam mengatasi kebakaran lahan di Kabupaten Ketapang. beberapa lokasi kebakaran yang terpantau diakuinya sudah ada yang berhasil dipadamkan. Begitu juga dengan beberapa kejadian kebakaran lahan, diamankan beberapa pelaku. Kapolres Ketapang meminta seluruh apparat kepolisian, khususnya Kapolsek –kapolsek untuk terus memantau dan aktif memadamkan api bersama seluruh elemen yang ada. Begitu juga dengan upaya pencegahan, serta melibatkan tokoh masyarakat dalam memadamkan api. Dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan maka tak hanya hukum positip yang diterapkan, tetapi diminta juga hukum adat diberlakukan. Misalnya, tak hanya harus membayar denda, serta wajib menjadi satgas pemadaman kebakaran lahan. Selain itu Kapolsek juga diminta untuk tidur di wilayah kerjanya supaya mengetahui secara persis kondisi dilapangan. Demikian juga meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak dalam mengatasi kebakaran lahan.

Beberapa permasalahan kebakaran lahan yang berhasil diinventasir, ada beberapa kasus kebakaran lahan di lokasi perusahaan disebabkan akibat ulah oknum masyarakat. Misalnya kebakaran lahan diakibatkan masyarakat mencari ikan membakar lahan. Begitu juga dengan ulah pemburu rusa yang diduga membakar lahan. Karena itu, Kapolres Ketapang menginstruksikan kepada Kapolsek –kapolsek untuk menindak pemilik rumah makan yang ada menjual daging rusa. Begitu juga menindak orang yang menjual daging rusa. “Rusa itu hewan yang dilindungi undang-undang, kita ketahui ternyata salah satu kebakaran hutan itu karena ada kesengajaan membakar lahan, karena itu jangan segan-segan untuk menindak jika ditemukan ada orang menjual daging rusa,” ucap Kapolres Ketapang, yang mengapresiasi kekompakan petugas di lapangan.

Dalam pemantauan Subbag PDR Bagian Humpro Ketapang, diketahui bahwa cukup panjang pengarahan yang disampaikan kapolres Ketapang kepada jajarannya maupun tim penanggulanan kebakaran hutan dan lahan. Selanjutnya, Wakil Bupati Ketapang kembali mengabsen kehadiran utusan perusahaan. Dari 74 perusahaan perkebunan yang ada izin lokasinya di perusahaan, ternyata hanya hadir 17 perwakilan perusahaan. “Ini bagaimana, kita undang 74 perusahaan perkebunan, ternyata hanya ada 17 saja yang hadir, persoalan kebakaran lahan ini sudah sangat serius,” tegas Wakil Bupati Ketapang yang selanjutnya meminta kepada pihak BMKG untuk menyampaikan kondisi cuaca.

Dari pihak BMKG Ketapang diketahui bahwa Agustus dan September 2019 merupakan puncak kemarau. Curah hujan selama bukan Agustus hanya terdapat 3 kali. Hujan hanya terjadi di sekitar Kecamatan Simpang Dua dan Simpang Hulu. Sementara selama bulan September 2019 tidak ada hujan. Hujan diprediksi baru akan terjadi sekitar pertengahan Oktober 2019. Untuk titik api selama Agustus-September 2019 diketahui titik api lebih dari 2000-an titik. Terakhir, pada 12 September 2019, titik api diketahui lebih dari 4000 titik. Sementara itu, dari pihak Manggala Agni yang diminta menyampaikan data terakhir, menyebutkan lahan yang terbakar sekitar 3.000 hektar. Lahan tersebut, belum seluruhnya tercatat. Data satelit yang mereka pantau, sampai 12 September 2019, total titik api lebih dari 6.000 titik api, dengan sebaran hampir semua wilayah. Titik api terbanyak yang terpantau di enam kecamatan. Inti dari pertemuan tersebut, semua pihak berupaya maksimal memainkan perannya masing-masing dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Baik mengatasi kondisi yang terjadi saat ini, maupun tahun-tahun mendatang karena kebakaran yang terjadi setiap tahun. Harus dapat dicegah dan dipadamkan secepat mungkin. (wan/hms/red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here