Rumondang Sianturi,S.Pd. (Kepala Sekolah TK Tiara Veritas Kec. Kelapa Dua Kab. Tangerang)
Kabupaten Tangerang, (beritairn.com) – Hari kamis (28/06), dalam rangka menindaklanjuti kebijakan Direktorat Jenderal PAUD dan DIKMAS, parenting dalam rangka literasi keluarga, implementasi literasi keluarga di satuan PAUD dan pembinaan pelaksanaan literasi keluarga.
Maka perlu dilakukan pola pengasuhan terhadap anak agar implementasi literasi keluarga, agar anak dalam pembentukan karakter kepribadian dan pola fikir perkembangan anak bisa maksimal
Adapun pola pengasuhan anak memerlukan :
– Energi {Fisik} masa anak banyak melakukan aktifitas /permainan fisik yang menguras tenaga atau energi.
– Emosi {Psikis} Emosi yang stabil, kesabaran ekstra.
– Perhatian/waktu meningkatkan bonding antara orang tua dan anak, basic trust.
– Pengetahuan yang cukup tentang perkembangan anak.
Serta jenis – jenis pola pengasuhan orang tua terhadap anak :
1. Otoriter
Pola pengasuhan ini bersifat :
– Pemaksaan, keras dan kaku, dimana ortu dan guru akan membuat peraturan yang saklak.
– Identik dengan hukuman fisik dan mental.
2. Permisif
* Selalu memberikan kebebasan pada anak tanpa memberikan batasan, control dan
pengawasan.
* Sedikit tuntutan, tanggung jawab orang tua dan guru sangant longgar dan bebas.
* Anak lebih banyak membuat keputusan sendiri
3. Temporizer
– Pola asuh yang sangat tidak konsisten
– Pemberian punishment yang tidak ajeg {untuk kesalahan yang sama kadang dihukum
kadang tidak}
4. Appeasers
Pola asuh orang tua dan guru yang sangat khawatir akan anak – anaknya, cenderung menjadi
orang tua/guru yang overprotektif.
5. Demokratis
Orang tua bersikap friendly dan anak anak bebas berpendapat
6. Autoritatif
– Anak diberi kebebasan untuk berkreasi, bereksplorasi sesuai dengan kemampuan anak.
– Orang tua /guru tetap memantau anak.
Dengan mengenali pola asuh di atas, orang tua maupun guru diharapkan :
> Lebih bijak memperbaiki dan menerapkan pola asuh yang positif dan benar.
Tidak sepenuhnya otoriter atau permisif, beri aturan yang jelas termasuk alasan dan konsekuensi yang akan dihadapi. Pemberian reward dan punishment secara jelas dan berimbang.
> Jangan membuat tuntutan yang berlebihan.
Hindari mengkritik dan membandingkan anak,
Tetapkan target yang memungkinkan dicapai anak.
Tetap dukung anak dan bantu anak saat mengalami kegagalan.
> Bangun kedekatan dengan anak dengan komunikasi yang terbuka.
Membangun komunikasi dua arah antara anak dan orang tua serta memanfaatkanmoment moment tertentu untuk menciptakan ruang dialog yang hangat antar anggota keluarga atau kelas
> Ciptakan hubungan yang harmonis.
Hubungan antara anggota keluarga/kelas/sekolah yang harmonis dapat membuat anak
merasa nyaman, tingkat stress rendah dan emosi tetap stabil
> Bentuk anak untuk dapat membuat keputusan atau menyelesaikan masalahnya sendiri.
> Hindari mengkritik atau membandingkan anak
> Pola asuh yang benar dari sejak dini sangat berperan penting dalam mensukseskan pendidikan dan meningkatkatkan kualitas pendidikan.
Pastikan anak tetap selalu bahagia dan jangan membuat anak terluka.(red)