Pemkab Ketapang Selenggarakan Giat Lokakarya Buku “Domong Pundohan”

0
212

Ketapang, (beritairn.com) – Pemerintah Kabupaten Ketapang melalui Sekretariat Daerah Bagian Humas dan Protokol menyelenggarakan acara Lokakarya Buku yang berjudul”Domong Pundohan” masyarakat Dayak Kabupaten Ketapang dengan tema Membumikan Budaya Tulis Demi Entitas Kebudayaan Dayak Pesaguan Ketapang agar Lestari yang bertempat di Hotel Borneo Ketapang, Rabu (27/11). Dalam acara tersebut hadir juga Asisten III Setda Ketapang Drs. Heronimus Tanam, ME, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Perwakilan Institut Dayak Kologi Pontianak, perwakilan DAD Ketapang, ICDN (Ikatan Cendikiawan Dayak Nasional), Pemerhati Budaya Dayak Kabupaten Ketapang, Penulis Buku, Panitia, serta Undangan Lainnya.

 

Mewakili Pemerintah Kabupaten Ketapang dalam sambutannya Drs. Heronimus Tanam, ME mengatakan bahwa sejarah budaya, sebagai sebuah disiplin ilmu, seringkali menggabungkan pendekatan antropologi dan sejarah untuk melihat tradisi budaya populer dan interpretasi budaya dari pengalaman sejarah. Sejarah budaya merekam dan menginterpretasi kejadian pada masa lalu yang berkaitan dengan manusia melalui sosial, budaya, dan politik, atau hal yang terkait dengan seni dan hal-hal yang diprioritaskan oleh sebuah kelompok.

“Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk yang memiliki arti yaitu terdiri atas beberapa bagian yang merupakan kesatuan, namun dengan semboyan yang dimiliki Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Mendefinisikan keutuhan dan kekuatan NKRI dengan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.” Tambah Tanam.

Sementara itu Kabag Humas dan Protokol dan juga sebagai pimpinan redaksi Doni Andriawan, S.STP.,ME mengatakan bahwa maksud dengan dibuatnya buku Domong Pundohan untuk penyediaan buku bacaan khususnya buku sejarah kebudayan dayak Pesaguan Ketapang dengan tujuan memberikan referensi bacaan pada masyarakat dayak khusunya disuku Dayak Pesaguan Ketapang.

“Kami menyadari akan ketidak sempurnaan buku ini, maka dari itu kami mengundang Bapak Ibu sekalian untuk melakukan lokarkarya ini, marilah kita berdiskusi menyamakan persepsi mencari solusi sehingga buku ini kaya akan materi yang berkualitas tidak mentafsir, buku ini dapat menjadi jembatan pengetahuan, perekat sosial, minim resitensi sehingga buku ini tidak menjadi gejolak pada hak layak.” Tambah nya.

Sementara itu atas nama Pemerintah Kabupaten Ketapang Heronimus Tanam menyambut baik dengan diadakannya kegiatan lokakarya buku “Damong Pundohan” untuk memajukan kebudayaan. sesuai undang-undang no 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan, maka semakin jelas tujuan dan langkah kemajuan kebudayaan daerah dan nasional. dalam undang-undang kemajuan kebudayaan tersebut menekankan pada aspek perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan terhadap kemajuan kebudayaan. Dengan begitu kebudayaan yang dimiliki Indonesia dan daerah khususnya akan menjadi semakin tangguh.

“Masyarakat Dayak Pesaguan adalah kelompok masyarakat asli yang mendiami wilayah pehuluan aliran sungai pesaguan di Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat. Melalui lokakarya “Damong Pundohan” ini, besar harapan saya agar bukan saja kuantitas atau jumlah banyaknya buku yang di cetak, namun kualitas dari isi buku tersebut, sehingga diharapkan buku ini nantinya bisa dibaca dan dinikmati bukan saja di ketapang, namun bisa juga dibaca dan dinikmati masyarakat Indonesia, dan hingga go Internasional, apalagi sekarang sudah era digital. jadi saya berharap juga buku “Damong Pundohan” ini kedepannya bisa dibuat menjadi e-book, sehingga masyarakat dan anak-anak generasi muda tinggal download saja di smart phone nya. buku “Damong Pundohan” ini merupakan salah satu karya yang baik dari Bapak Anastasius Bantang, SH, sebagai upaya untuk melestarikan warisan budaya khususnya kebudayaan masyarakat suku Dayak Pesaguan Kabupaten Ketapang, supaya tidak lekang dimakan oleh jaman, kedepan juga kepada instansi terkait agar di adakan lokakarya buku tentang kebudayaan yang ada di Kabupaten Ketapang, mengingat karena keanekaragaman kebudayaan kita ini sangat beragam dan majemuk” Ujar nya

Asisten III Setda Ketapang dan juga Ketua Harian DAD ini juga mengajak masyarakat Kabupaten Ketapang untuk merawat dan memanfaatkan objek kebudayaan seperti cerita rakyat, sanggar, tari tarian, anyam anyaman, manik manik, ukiran, tradisi lisan, rumah betang, pakaian tradisional dan termasuk juga ramuan tradisional, supaya tetap lestari dan terjaga hingga nanti, karena manfaat dari menjaga dan melestarikan budaya lokal tentu saja akan memperkaya khazanah bangsa dan merupakan kewajiban pemerintah” Pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here