Ketapang, (beritairn.com) – Sebagai kabupaten terluas di provinsi Kalimantan Barat, maka sumber daya alam (SDA) Kabupaten Ketapang cukup melimpah. Baik potensi perkebunan, tambang, maupun uranium. Tetapi potensi alam tersebut, belum memberikan nilai tambah terhadap kemakmuran masyarakat.
“Karena itu perlu inovasi-inovasi dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya alam sehingga dapat berkontribusi langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tegas Ucup Supriatna, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan daerah Kabupaten Ketapang, saat melaporkan Workshop pengembangan inovasi wirausaha mengubah Limbah Minyak Jelantah dan Berondol Sawit Menjadi Sumber PAD di Kabupaten Ketapang, Rabu (11/9/2019).
Workshop yang diliput Subbag Peliputan Dokumentasi dan Risalah Bagian Humpro Setda Ketapang dilaksanakan selama dua hari (11-12 September 2019) berlangsung di ruang rapat utama Kantor Bupati Ketapang. Worksop dibuka Bupati Ketapang yang diwakili Asisten III Setda Ketapang, Drs Heronimus Tanam ME, dengan peserta dari OPD dan para kepala desa.
Sementara narasumber adalah Eko Pambudi selaku Direktur BUMDes Panggung Lestari. BUMdes ini merupakan milik Pemerintah Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain direktur BUMdes percontohan tingkat nasional, dihadirkan juga Kepala Desa Panggungharjo Wahyudi Anggoro Hadi, S.Farm., Apt sebagai narasumber.
Bupati Ketapang yang diwakili Asisten III Setda Ketapang memberikan apresiasi kepada Balitbang Ketapang yang melakukan kegiatan tersebut. Harapannya para kepala desa mengikuti kegiatan itu sehingga mampu membuat terobosan meningkatkan penghasilan desa. Asisten III Setda Ketapang, Drs Heronimus Tanam ME menyebutkan, dewasa ini somber energi utama yang digunakan di berbagai negara adalah minyak bumi. Minyak bumi di eksploitasi secara ekstensif dan berkepanjangan menyebabkan cadangan minyak bumi semakin hari semakin menipis dan harganya semakin tahun semakin mahal. Berbagai produk olahan minyak bumi seperti bensin, minyak tanah, solar dan avtur. solar merupakan bahan bakar tergolong yang paling banyak digunakan karena alat transportasi, alat pertanian, penggerak generator listrik, dan peralatan berat lainya menggunakan solar sebagai sumber energi. mengingat arti penting solar serta cadangan minyak bumi yang semakin menipis, berbagai upaya telah dilakukan untuk mencari energi alternatif pengganti bahan bakar diesel tersebut.
Maksud dilaksanakannya workshop penelitian inovasi baru ini adalah untuk meningkatkan sumberdaya manusia sebagaimana misi ke empat Bupati Ketapang 2016-2021, yaitu dengan memberdayakan dan mengedukasi masyarakat dalam hal ini pengolahan limbah sehingga masyarakat lebih sadar untuk kreatif mengatasi persoalan lingkungan sekaligus menambah penghasilan desa. Workshop inovasi baru ini yang diberikan untuk para kepala desa, BPD dan masyarakat desa untuk menumbuhkan kemandirian, dalam mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. bumdes panggunng lestari ini patut dijadikan contoh dimana selama tahun 2019 mampu menghasilkan keuntungan Rp 53 milyar untuk digunakan sebagai penghasilan desa yang salah satu penghasilanya yaitu dari produksi bio solar yang di olah dari minyak jelantah atau minyak goreng bekas. Keberhasilan yang diraih dengan dedikasi yang tinggi tekad yang keras dalam bekerja dan adanya sinergisitas antara pemerintah desa, badan pemusyawaratan desa (BPD), masyarakat dan pelaku UMKM setempat.
Diterangkannya, BUMdes Panggung Lestari ini juga pernah mendapat penghargaan BUMdes terbaik se Indonesia pada tahun 2018. mengingat minyak goreng bekas relatif mudah didapat maka sudan selayaknya pemerintah, masyarakat, industri dan peneliti juga mulai memperhatikan potensi pengembanganya. Di Jepang konversi minyak goreng bekas menjadi biodiesel sudan mencapai titik ultimate dan telah digunakan sebagai bahan bakar biosolar sarana transportasi. Sementara di Indonesia ketersedian minyak goreng bekas sangat melimpah, begitu pula penelitian tentang konversi minyak goreng bekas menjadi biodiesel sudan mapan dan cukup lama. Namun dalam prakteknya masih sedikit sarana transportasi yang menggunakan biodiesel minyak goreng bekas.
Apalagi potensi brondol sawit atau sawit yang afkir atau sisa CPO adalah potensi yang cukup besar di Kabupaten Ketapang. Pemerintah Kabupaten berharap peserta dapat mengikuti workshop ini dengan sungguh-sungguh dan menjadikan sebagai momentum kebangkitan inovasi dan terbentuknya BUMdes-BUMdes di Kabupaten Ketapang yang dapat menciptakan inovasi-inovasi baru, memiliki prestasi dibidang kreativitas berbasis sumberdaya lokal dan dapat menghasilkan PAD sehingga menambah jumlah desa mandiri di Kabupaten Ketapang yang dapat mensejahterakan masyarakatnya.
“Di daerah kita ini, potensinya melimpah tapi belum dimanfaatkan, mungkin karena masyarakatnya masih banyak kerja yang lain, banyak dikerjakan tapi hasilnya sedikit, harapan kita sedikit yang dikerjaklan tapi bisa menghasilkan banyak, workshop seperti ini saya piker sangat penting karena menambah wawasan kita bagaimana mendatangkan uang, jadi memang perlu kreasi dan inovasi baru, karena itu saya harap workshop ini benar-benar diikuti dan menjadi perhatian yang serius,” tegas Heronimus Tanam.(wan/hms/red)