Bangkok, (beritairn.com) – Para pemimpin negara-negara yang tergabung dalam Asscociation of South East Asian Nations (ASEAN) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-35, di Bangkok, Thailand, Sabtu (2/11), menyoroti situasi dunia saat ini yang diwarnai banyak ketidakpastian, ada pertumbuhan ekonomi yang terus direvisi menurun.
“Oleh karena itu, rata-rata para pemimpin termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa menjadi lebih penting, apa artinya, bagi ASEAN untuk memperkuat kerja sama,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi kepada wartawan di Hotel Grand Hyatt Erawan, Bangkok, Thailand, Sabtu (2/11).
Penguatan kerja sama itu diperlukan, lanjut Menlu, karena para pemimpin ASEAN menyadari, dibanding dengan kawasan lain maka Asia Tenggara situasinya masih lebih baik, baik dilihat dari sisi stabilitas politik maupun dari sisi pertumbuhan ekonomi yang masih di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia.
“Karena itu, rata-rata para pemimpin menyampaikan harapan ASEAN bahwa kita bisa akan menyelesaikan perundingan mengenai Kerja Sama Ekonomi Komprehensif di kawasan Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP),” terang Menlu seraya menambahkan, ASEAN memiliki harapan yang jelas united very clear dan jelas agar RCEP Ini dapat diselesaikan negosiasinya.
Angkat Tiga Hal Menurut Menlu Retno Marsudi, dalam Plenary KTT ke-35 ASEAN itu, Presiden Jokowi mengangkat tiga hal. Pertama, Indopacific, dimana Indonesia akan menjadi tuan rumah atau akan menyelenggarakan Indopacific Infrastructur and Connectivity Forum pada tahun 2020.
Kedua masalah Rakhine, menurut Menlu, Presiden menyampaikan kesiapan berkontribusi dalam Tim Ad Hoc Task Force. Presiden tadi juga mengatakan bahwa dialog dengan para pengungsi yang ada di Cox’s Bazar dan yang ada di Rakhine State itu perlu untuk terus dilakukan, karena dengan dialog dan komunikasi itu akan muncul trust, dan trust ini akan sangat besar artinya bagi persiapan repatriasi yang sukarela, aman, dan bermartabat.
Terus, Presiden juga mengharapkan agar prioritas proyek yang sudah disepakati pada tingkat technical working group antara ASEAN dengan Myanmar.
“Ada beberapa prioritas kerja sama agar segera ditindaklanjuti. Presiden Jokowi mengatakan Indonesia siap memberikan kontribusi. Jadi, artinya apa? Kita tidak hanya bicara tapi walk the talk, kita bicara dan kita memberikan kontribusi,” ungkap Menlu.
Saat menghadiri Plenary KTT ke-35 ASEAN itu, Presiden Jokowi didampingi oleh Menko Polhukam Mahfud MD, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menlu Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.