Kubu Raya, (beritairn.com) – Kurang lebih 80 rumah warga beserta rumah ibadah disapu puting beliung di Desa Ampera Raya Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya (13/8). Kejadian bermula turunya hujan deras yang disertai anging puting beliung sekitar pukul 15.30 Wib. Angin yang sangat kencang membuat atap puluhan rumah warga terbang keatas.
Wilayah yang cukup parah terjadi di Dusun Ampera yakni perumahan Arafah residence dan Dusun Perumnas IV Desa Ampera Raya. Dalam kejadian tersebut tidak terdapat korban jiwa maupun luka-luka, namun kerugian materil secara keseluruhan ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala Desa Ampera Raya Junaidi Raja, mengatakan bahwa beberapa bulan lalu puting beliung juga sempat menerjang rumah warga diwilayahnya namun skalanya lebih kecil dari yang terjadi sekarang ini. Namun begitu pemerintah desa selulu mengupayakan warga untuk mendapat bantuan pemerintah daerah.
“Dan Alhamdulillah setiap laporan bencana yang kami sampaikan, selalu ditanggapi positif oleh Pemkab Kubu Raya melalui BPBD Kubu Raya. Dalam kesempatan ini saya sangat berterima kasih kepada Bapak Bupati beserta jajaran terkait, yang selalu cepat tanggap menanggulangi bencana alam yang menimpa masyarakat,” ujar Junaidi Raja.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat Mochtar kepada wartawan mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan dan pengecekan di lapangan terkait musibah angin kencang yang merusak 60 unit bangunan dan 11 ruko di Desa Ampera Raya Kecamatan Sui Ambawang Kabupaten Kubu Raya. “Sesuai intruksi Bupati, kami diminta untuk turun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi pasca musibah angin kencang yang merusak rumah warga. Kita akan melakukan pendataan, berapa rumah yang rusak untuk selanjutnya dilaporkan kepada bupati,” kata Mochtar.
Dia mengatakan dari pantauan dilapangan, puluhan rumah warga terlihat rusak parah, dimana beberapa rumah terlihat kehilangan atap. Yang terparah terjadi disekitar jalan utama Ampera dimana ada ruko warga yang ambruk rata dengan tanah akibat terpaan angin kencang tersebut. Selain merusak rumah warga, angin kencang juga merusak beberapa fasilitas umum, sepert sekolah, rumah ibadah dan postu dimana salah satu bagian bangunan juga kehilangan atapnya akibat terbawa angin.
“Dalam melakukan pendataan ini kita juga meminta bantuan kepada RT dan Kepala Desa serta camat setempat. Apakah nanti ada bantuan atau tidak dari pemda, nanti akan kita carikan jalan keluarnya,” tuturnya.
Sementara itu, Bupati Kubu Raya H. Muda Mahendrawan, SH saat meninjau langsung rumah warga yang terkena puting beliung mengatakan telah meminta kepada BPBD Kubu Raya untuk turun melakukan pendataan rumah warga dan fasilitas umum yang terdampak bencana puting beliung.
“Sedapat mungkin kami akan upayakan memberikan bantuan kepada warga yang tertimpa bencana puting beliung ini. Saya sudah minta kepala BPBD dan anggotanya untuk mendata. Bisa saja kita menggunakan dana tanggap darurat untuk membantu warga yang terkena musibah,” jelas Bupati Muda.
Analisis BMKG
Kepala Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak, Erika Mardiyantie menjelaskan berdasarkan data kecepatan angin maksimum di Stasiun Meteorologi Supadio, Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak dan Stasiun Klimatologi Mempawah tidak menunjukkan adanya angin kencang. Analisis menggunakan radar cuaca dengan produk PPI Radial Velocity pada elevasi terendah diperoleh kecepatan angin hingga 45 knot (sekitar 81 km/jam) di sekitar lokasi kejadian pada jam 15.29 WIB. Kejadian ini bersifat lokal, hanya di wilayah dengan radius yang tidak luas akibat adanya aktifitas awan Cumulonimbus. Pembentukan awan Cumulonimbus ini diakibatkan konvektif yang kuat/tinggi di sekitar Kota Pontianak.
Saat ini hujan baru turun di sebagian Kab. / Kota : Kapuas Hulu, Bengkayang, Landak, Sambas, Pontianak dan Kubu Raya. Diprakirakan hujan ke depan akan meluas ke wilayah Kalbar lainnya hingga 1 minggu ke depan dengan intensitas ringan–sedang hingga lebat. Sehubungan dengan belum meratanya curah hujan, Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio Pontianak tetap menghimbau agar tidak melakukan aktifitas pembakaran hutan dan lahan.
Dengan diprakirakannya hujan hingga beberapa hari ke depan, maka perlu diwaspadai potensi terjadinya hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat terutama pada siang hingga sore hari. (Kli/wan/red)