Tangerang, (beritairn.com) – Sebanyak70 personel dari bidang persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mulai diterjunkan untuk membenahi gunungan sampah di pinggir rel kereta api Sudimara Jombang, Ciputat.
Sampah sepanjang 100 meter dengan ketebalan mencapai 3 meter tersebut, dibersihkan secara manual dan diangkut dengan menggunakan gerobak sampah. Bahkan, puluhan personil terlihat menggunakan karung warna putih dan di panggul menuju pintu perlintasan kereta api untuk selanjutnya diangkut dengan armada truk menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Serpong.
Kasie Pengelolaan Sampah DLH Kota Tangsel Rastra Yudhatama mengatakan, sampah di bantaran rel kereta api Sudimara Jombang, sudah ada sejak 20 tahun lalu, tepatnya setelah adanya rel ganda yang melintasi stasiun Sudimara tersebut.
“Untuk bulan ini, kita sudah tiga kali melakukan pembersihan dan pengangkatan sampah-sampah yang ada disini,” katanya di lokasi.
Pria yang biasa disapa Yudha ini mengungkapkan bila pihaknya merasa kesulitan dalam mengangkut sampah-sampah tersebut. Hal ini lantaran akses untuk armada ke lokasi sampah, terbilang sempit dan sulit dilalui kendaraan roda empat.
“Sampah di pinggiran rel ini kita angkut dengan cara di panggul dan juga pakai gerobak. Karena kan aksesnya ngak bisa dilalui kendaraan roda empat,” ungkap Yudha.
Menurutnya, gunungan sampah tersebut berasal dari kebiasaan warga sekitar yang sengaja membuang sampah di pinggiran rel kereta api Sudimara. Ia pun menekankan agar pihak kelurahan, yakni Kelurahan Jombang, bisa mengedukasi warga melalui RT dan RW agar jangan membuang sampah rumah tangganya di pinggir rel kereta api Sudimara.
Yudha juga mengungkapkan bila DLH Kota Tangsel sudah berkoordinasi dengan pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) terkait penanganan sampah-sampah tersebut. Sebab, area yang dijadikan tempat pembuangan sampah liar oleh warga ini, berada di lahan milik PT KAI.
“Kemarin dari DLH Tangsel dan KAI dan pihak kelurahan sudah mengadakan rapat koordinasi terkait penanganan sampah disini. Kesulitan utama bagi kami adalah akses jalan. Yang punya kuasa itu kan PT KAI, makanya kita menunggu keputusan PT KAI terkait pembongkaran jalur untuk masuk armada,” tandasnya. (dvd/red)